Minggu, 19 Oktober 2014

Hari ini

Apa kabar wahai sang hari???
Masih kah kau memberikan senyum termanismu ditengah roman2 sedih yang menyelimuti sang hatiku??? Masih teringat hal semalam, saat ayahku kembali tertegun dan tampak guratan kecewa, sedih di wajahnya. Tapi yah apalah yang dapat kita lakukan kemarin itu? Itu hanya suatu ketetapan dari-Nya yang mungkin membuat banyak pelajaran berharga bagi kami, dan saya yakin akan ada hikmah dibalik semua peristiwa...

Makin hari seolah terasa semakin memburuk, tapi makin buruk lagi jika kita menanggapinya dengan hal-hal yang negatif, toh apa yang sudah terjadi tak mungkin kita perbaiki, yang bisa kita lakukan hanyalah memperbaiki hari ini, karena kita tidak dapat hidup dimasa lalu, kehidupan real kita adalah masa kini, bahkan semalam aku pun tak kuat menahan isak tangis yang membuat kepalaku benar-benar sakit. Dan saya terus bertanya, mengapa ini terjadi disaat kami sekeluarga benar-benar sedang terpuruk sebelumnya.???

Ya Rabb, kadang hati ingin mengeluh kenapa Engkau berikan kesedihan ini bertubi-tubi?? Tapi hamba tak mampu untuk mengingkari takdirMu yang mungkin baik menurut-MU, karena apa yang menurut kami baik, itupun baik menurut-Mu, biarlah kami menyelami hari dan suatu saat kami akan menemukan makna segala pemberianMu, Karna ku yakin, setelah kesedihan, akan datang kebahagian yang bertubi-tubi, asal kita mampu mengupayakan kebahagiaan itu.

Hari ini pun aku masih merasa sedih yah sangat sedih, bahkan saat menulis ini mataku terus berair tapi kembali aku berpikir, apa yang bisa ku lakukan?? Haruskah ku meraung-raung kesedihan? Ataukah ingin mengakhiri ini semua??? Tidak, sungguh itupun percuma, aku hanya berusaha berpikir positif dan mengambil hal-hal yang bisa aku jadikan pelajaran di dalamnya. Haruskah aku terus mengeluh?? Haruskah aku terus bersedih?? Haruskah aku terus menangisi hal yang menurutku terlalu menyedihkan?? Tentu aku masih bisa berpikir dan mengatakan “TIDAK”, yah.. apapun yang terjadi dalam hidupku aku tak mampu untuk mengubahnya, karena yang bisa aku ubah hanya di hari ini dan besok.


Sudahlah, mungkin disaat ini aku harus terus Move on, meski haitku tahu aku tak bisa terlalu melihat kesedihan yang mendalam di wajah orang tuaku. Sementara ini aku hanya seorang sarjana yang sudah lebih dari 4 bulan tinggal di rumah, yang hanya berkutat seperti ibu-ibu rumah tangga padahal statusku masih seorang lajang. Yah apapun yang terjadi sekarang aku harus tetap semangat, aku menginggat mimpi-mimpi yang sempat ku tulis saat semester-semester akhirku di kampus. mungkin sudah saatnya aku mengejarmu lagi, mungkin kejadian ini membuatku akan lebih kembali terbakar, karena seperti kutipan mario teguh, seseorang itu tidak akan bisa sukses kecuali disebabkan oleh dua hal “Keberanian” dan atau  “Kemarahan”, aku tak ingin hidup hanya begini-begini saja, I wanna be succses person, walaupun kadang terasa sulit, mungkin aku harus berani untuk mengubah segala kebiasaan burukku dan membiasakan diri untuk membentuk diri menjadi seseorang yang lebih baik dan yang lebih bisa mempercepatku menuju sukses, mungkin aku harus benar-benar “marah” yah marah pada kehidupan dimana ini semua terasa seperti sedang tertimpa kemalangan, yah aku harus “marah” aku harus “MARAH”, marah kenapa aku tak kunjung komitmen menjadi pribadi yang bisa mempercepatku menuju sukses.

Bukan juga maksudku untuk curhat, tapi dengan menulis aku bisa sedikit merasa lega dengan paling tidak bisa melepaskan sesuatu yang sangat berat terasa. Walaupun hanya sedikit. Seperti kata darwis tere liye, menulislah, jika dengan menulis membuatmu dapat lebih merasa lega.
Entahlah, akupun tak tahu siapa saja yang pernah mengunjungi blogku ini, yah mungkin ini isinya kebanyakan hal-hal yang aku alami. Terima kasih jika kamu sudah menyediakan sedikit waktumu untuk membaca blogku ini. Entah apakah kamu mengerti atau tidak akan isi blogku ini.

16 Oktober 2014
My home, 17:13 WITA. Keep Hamasah.. FIGHTING J

Selasa, 14 Oktober 2014

What I think of.....

Hari ini perasaanku gimana yah.. hmmm... cap cip cus kembang kuncuss dehh.
Entah lah rasanya masih aneh pake bingits...

Cinta... kenapa kau begitu aneh, begitu cuap-cuap puampuam.. hahahhaha
Yah, kenapa lagi aku singgung cinta?? Yah maklum pemirsah, persoalan cinta tak akan ada habisnya, tak akan ada tanggal kadaluarsanya, yang ada cinta yg kadardewasa. Hehehhehehe.

Kenapa yah, saya sedang belajar melupakan seseorang dan I’m fine tapi begitu ada satu kali panggilan tak terjawab dari itu orang, kok rsanya seperti tangan dingin melihatnya, tapi sudahlah... apapun yang saya rasakan saya sudah komitmen untuk tidak peduli lagi, toh dari dulu kita juga hanya berteman, saya tetap temanmu, dan kamu tetap teman saya, yahhh itu bahkan kita tau sedari dulu,....

Setahun dekat dengan kamu, banyak hal yang saya ketahui tentang kamu, yahhh cocok dan tidaknya kita menatap masa depan yg tidak kita ketahui ujungnya itupun  aku mulai sedikit paham, lemah atau kuatkah kamu jika berpadu dengan saya. Tapi sepertinya tidak, saya merasa untuk merajut hal itu kita sulit, bahkan kamu tidak pernah perhatian dengan apa yang ada disekelilingmu, kamu memang baik, tapi tidak baik untukku. Sudahlah, saya juga sudah move on sedari beberapa waktu yang lalu, paling tidak saya sadar perasaan kepada seseorang itu bisa saja salah...

Good night, saya iseng menulis apa yang ada dibenakku ketika aku terbangun di tengah malam ini.
My home, 15th october 2014
Time : 1:45 am Wita


Minggu, 05 Oktober 2014

Hakikat Mencintai

Cinta... Begitu banyak orang yang mendefinisikannya,

Tergantung bagaimana kita mendefinisikannya dengan cara masing-masing.
Saya sempat tersadar, dari sebuah postingan status yang dituliskan
Oleh seorang kakak kira-kira begini isi kutipannya :
“Menikah bukan perkara Cinta”, “Tapi Bagaimana Membangun ummat”.


Yah, kalau menikah yang jadi patokan utamanya karena faktor
Saling mencintai, syukur jika kita mencintai orang yang benar dan baik
Tapi jika kita mencintai orang yang salah dan tidak baik, apa jadinya masa depan kita dan anak-anak.
Menikah memang butuh cinta, tapi akan lebih bijak lagi jika itu berlandaskan cinta kepada Allah.

Karena cinta itu harus dibangun, dengan kebersamaan dan niat menikah untuk beribadah kepada Allah dan berkomitmen akan menjadi Kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab, saya rasa perlahan-lahan kita bisa saling mencintai, karena menurut saya sendiri, cinta itu tumbuh karena kebiasaan dan kebersamaan, banyak sih orang yang kita temui di  dunia ini, bukan banyak lagi, tapi sangat banyak, tapi tidak mungkin akan tumbuh benih-benih cinta jika kita tidak terbiasa dengannya.


Jangan pernah percaya dengan orang yang mengatakan cinta padamu, tapi kalian bahkan tak pernah bersama, karena bisa jadi cintanya padamu hanya sekedar pelarian saja.
Tapi itu kembali lagi bagaimana kalian bijak dalam perkara cinta itu sendiri, masing-masing orang punya pendapat masing masing mengenai hal itu.

Bagi saya sendiri hakikat cinta itu bukan kita memaksakan diri harus hidup bersamanya baru kemudian kita sebut suatu kebahagian, tapi hakikat cinta bagaimana kita saling mendo’akan dan berbahagia bahkan jika orang yang kita cintai lebih memilih seseorang yang menurutnya lebih tepat bagi dia dan itu bukan kita.

Yah cinta terhadap wanita ke pria atau sebaliknya adalah cinta yang sementara, yang bisa datang dan pergi begitu saja, bahkan orang yang menikahpun bisa saja bercerai. Jatuh cinta itu mudah, tapi membangun cinta itu cukup sulit.


Jika Kelak aku menikah

Menikah.... Bagaimana itu menikah???
Akupun tak tahu bagaimana mendefinisikannya.
Karena hingga saat aku menulis ini dimana usiaku akan beranjak 24 tahun pun aku masih belum menikah. J

Jika kelak aku menikah... mungkin yang kutuliskan  ini gambaran pernikahan ideal bagiku.
Menikah hubungan yang halal bagi dua insan manusia yang bernama pria dan wanita yang disatuakn dalam ikatan suci dengan akad, saksi, wali , mahar dan penghulu J

Jika kelak aku menikah, maka aku akan memilih seorang pria yang baik dan bertanggung jawab bagi keluarga kami nantinya, pekerja keras, sederhana, mudah bergaul, lembut tutur katanya dan bisa menerima segala kekurangan dan kelebihanku, serta memiliki visi dan misi yang sama untuk menjalani kehidupan di dunia ini, terlebih lagi dia harus menyayangi kedua orangtuaku sebagaimana dia menyayangi kedua orang tuanya.

Jika kelak aku menikah nanti, aku ingin pernikahan yang sederhana saja, tak perlu menghabiskan uang ratusan juta rupiah. Karena bagiku pernikahan itu bukan hanya sekedar acara besar sehari yang dihiasi kemewahan, tapi perjalanan panjang menuju sebuah kebahagiaan yang hakiki. Yah bahkan sampai detik ini aku masih mengingat bahkan sejak awal-awal menduduki bangku SMA,  aku sudah berpikir jika aku menikah nanti, aku ingin pernikahan yang sangat sederhana, bahkan jika perlu hanya ijab qabul sederhana dan disana semua keluarga besarku berkumpul untuk makan-makan bersama. Simple, sederhana dan berbahagia.

Jika kelak aku menikah nanti, aku akan berusaha menjadi seorang istri yang baik bagi suamiku dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku, akan ku ajari anak-anakku mengenal Tuhannya sejak sedini mungkin bahkan jauh-jauh hari sebelum meeka lahir. Aku akan berusaha mengajarkan anak-anakku untuk menjadi orang yang pemberani, yang baik, dan aku akan berusaha mendidiknya agar ia menjadi seseorang yang bermanfaat bagi sesamanya di dunia ini. Aku sangat ingin memiliki anak-anak yang bisa menjadi pemimpin kebaikan di masa depan.. karena dibalik kesuksesan seorang anak, ada seorang ibu yang hebat.