Apa kabar wahai sang hari???
Masih kah kau memberikan senyum termanismu ditengah roman2
sedih yang menyelimuti sang hatiku??? Masih teringat hal semalam, saat ayahku
kembali tertegun dan tampak guratan kecewa, sedih di wajahnya. Tapi yah apalah
yang dapat kita lakukan kemarin itu? Itu hanya suatu ketetapan dari-Nya yang
mungkin membuat banyak pelajaran berharga bagi kami, dan saya yakin akan ada
hikmah dibalik semua peristiwa...
Makin hari seolah terasa semakin memburuk, tapi makin buruk
lagi jika kita menanggapinya dengan hal-hal yang negatif, toh apa yang sudah
terjadi tak mungkin kita perbaiki, yang bisa kita lakukan hanyalah memperbaiki
hari ini, karena kita tidak dapat hidup dimasa lalu, kehidupan real kita adalah
masa kini, bahkan semalam aku pun tak kuat menahan isak tangis yang membuat
kepalaku benar-benar sakit. Dan saya terus bertanya, mengapa ini terjadi disaat
kami sekeluarga benar-benar sedang terpuruk sebelumnya.???
Ya Rabb, kadang hati ingin mengeluh kenapa Engkau berikan
kesedihan ini bertubi-tubi?? Tapi hamba tak mampu untuk mengingkari takdirMu
yang mungkin baik menurut-MU, karena apa yang menurut kami baik, itupun baik
menurut-Mu, biarlah kami menyelami hari dan suatu saat kami akan menemukan
makna segala pemberianMu, Karna ku yakin, setelah kesedihan, akan datang
kebahagian yang bertubi-tubi, asal kita mampu mengupayakan kebahagiaan itu.
Hari ini pun aku masih merasa sedih yah sangat sedih, bahkan
saat menulis ini mataku terus berair tapi kembali aku berpikir, apa yang bisa
ku lakukan?? Haruskah ku meraung-raung kesedihan? Ataukah ingin mengakhiri ini
semua??? Tidak, sungguh itupun percuma, aku hanya berusaha berpikir positif dan
mengambil hal-hal yang bisa aku jadikan pelajaran di dalamnya. Haruskah aku
terus mengeluh?? Haruskah aku terus bersedih?? Haruskah aku terus menangisi hal
yang menurutku terlalu menyedihkan?? Tentu aku masih bisa berpikir dan
mengatakan “TIDAK”, yah.. apapun yang terjadi dalam hidupku aku tak mampu untuk
mengubahnya, karena yang bisa aku ubah hanya di hari ini dan besok.
Sudahlah, mungkin disaat ini aku harus terus Move on, meski
haitku tahu aku tak bisa terlalu melihat kesedihan yang mendalam di wajah orang
tuaku. Sementara ini aku hanya seorang sarjana yang sudah lebih dari 4 bulan
tinggal di rumah, yang hanya berkutat seperti ibu-ibu rumah tangga padahal
statusku masih seorang lajang. Yah apapun yang terjadi sekarang aku harus tetap
semangat, aku menginggat mimpi-mimpi yang sempat ku tulis saat
semester-semester akhirku di kampus. mungkin sudah saatnya aku mengejarmu lagi,
mungkin kejadian ini membuatku akan lebih kembali terbakar, karena seperti
kutipan mario teguh, seseorang itu tidak akan bisa sukses kecuali disebabkan
oleh dua hal “Keberanian” dan atau “Kemarahan”, aku tak ingin hidup hanya begini-begini
saja, I wanna be succses person, walaupun kadang terasa sulit, mungkin aku
harus berani untuk mengubah segala kebiasaan burukku dan membiasakan diri untuk
membentuk diri menjadi seseorang yang lebih baik dan yang lebih bisa
mempercepatku menuju sukses, mungkin aku harus benar-benar “marah” yah marah
pada kehidupan dimana ini semua terasa seperti sedang tertimpa kemalangan, yah
aku harus “marah” aku harus “MARAH”, marah kenapa aku tak kunjung komitmen
menjadi pribadi yang bisa mempercepatku menuju sukses.
Bukan juga maksudku untuk curhat, tapi dengan menulis aku
bisa sedikit merasa lega dengan paling tidak bisa melepaskan sesuatu yang
sangat berat terasa. Walaupun hanya sedikit. Seperti kata darwis tere liye,
menulislah, jika dengan menulis membuatmu dapat lebih merasa lega.
Entahlah, akupun tak tahu siapa saja yang pernah mengunjungi
blogku ini, yah mungkin ini isinya kebanyakan hal-hal yang aku alami. Terima
kasih jika kamu sudah menyediakan sedikit waktumu untuk membaca blogku ini. Entah
apakah kamu mengerti atau tidak akan isi blogku ini.
16 Oktober 2014
My home, 17:13 WITA. Keep Hamasah.. FIGHTING J