Cinta... Begitu banyak orang yang mendefinisikannya,
Tergantung bagaimana kita mendefinisikannya dengan cara
masing-masing.
Saya sempat tersadar, dari sebuah postingan status yang
dituliskan
Oleh seorang kakak kira-kira begini isi kutipannya :
“Menikah bukan perkara Cinta”, “Tapi Bagaimana Membangun
ummat”.
Yah, kalau menikah yang jadi patokan utamanya karena faktor
Saling mencintai, syukur jika kita mencintai orang yang
benar dan baik
Tapi jika kita mencintai orang yang salah dan tidak baik,
apa jadinya masa depan kita dan anak-anak.
Menikah memang butuh cinta, tapi akan lebih bijak lagi jika
itu berlandaskan cinta kepada Allah.
Karena cinta itu harus dibangun, dengan kebersamaan dan niat menikah untuk beribadah kepada Allah dan berkomitmen akan menjadi Kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab, saya rasa perlahan-lahan kita bisa saling mencintai, karena menurut saya sendiri, cinta itu tumbuh karena kebiasaan dan kebersamaan, banyak sih orang yang kita temui di dunia ini, bukan banyak lagi, tapi sangat banyak, tapi tidak mungkin akan tumbuh benih-benih cinta jika kita tidak terbiasa dengannya.
Jangan pernah percaya dengan orang yang mengatakan cinta
padamu, tapi kalian bahkan tak pernah bersama, karena bisa jadi cintanya padamu
hanya sekedar pelarian saja.
Tapi itu kembali lagi bagaimana kalian bijak dalam perkara
cinta itu sendiri, masing-masing orang punya pendapat masing masing mengenai
hal itu.
Bagi saya sendiri hakikat cinta itu bukan kita memaksakan
diri harus hidup bersamanya baru kemudian kita sebut suatu kebahagian, tapi
hakikat cinta bagaimana kita saling mendo’akan dan berbahagia bahkan jika orang
yang kita cintai lebih memilih seseorang yang menurutnya lebih tepat bagi dia
dan itu bukan kita.
Yah cinta terhadap wanita ke pria atau sebaliknya adalah
cinta yang sementara, yang bisa datang dan pergi begitu saja, bahkan orang yang
menikahpun bisa saja bercerai. Jatuh cinta itu mudah, tapi membangun cinta itu
cukup sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar